UIN Sunan Kalijaga. 15 Mei 2009.Pk 09.00 pagi. Diskusi Mahasiswa tentang Pilpres. DPP. Demokrat. Golkar. PDIP. PKS.
Dimulailah opera sabun. Tentang mimpi. Demokrasi. DPT. KPU. MK. Suara. Rakyat. Indonesia.
Saya. Muntah. Muak.
Masturbasi demokrasi. Tak ada dari rakyat untuk rakyat. Siapa rakyat? Rakyat yang disumpal dengan lembaran rupiah fiat money. Yang ada hanya kepentingan untuk kekuasaan.
Onani politik. Akrobat istilah menggaet suara. Janji yang tak kunjung ditepati. Demokrasi yang belum memperbaiki ekonomi. Ada partai yang marah karena kursi wakil tak diberi.
Kita semua ingin menggambar Indonesia.
Tahun ini. Kita memilih cat. Warna. Komposisi air dan minyak. Warna biru mendominasi.
Sebentar lagi kita akan memilih kuas. Kuas akan menggambar kanvas kosong Indonesia.
Indonesia seperti apa?
Apakah nanti Indonesia bergambar dua buah gunung. Dengan jalan di tengah. Sawah terhampar. Matahari menyembul. Ada aroma sawah disana. Pak tani yang tersenyum. Terberkatilah wahai engkau Pak Tani. Karena bisa menjadi saksi keagungan Tuhan setiap hari. Desa. Desa Indonesia. Indonesia yang menyerupai desa-desa di Indonesia.
Atau mungkin Indonesia bergambar gedung-gedung tinggi. Dengan lalu lintas padat. Awan hitam kelam. Dengan spanduk dan billboard produk rokok sampai pembalut. Dengan wi-max. Brosur penawaran investasi keuangan tingkat tinggi dengan jutaan produk derivasi. Modern. Kosmopolit. Global. Indonesia yang seperti kota-kota dunia yang ada di Indonesia.
Menggambar Indonesia tidak cukup dengan memilih cat, kanvas, dan kuas. Diperlukan kerja keras. Coba perhatikan sebuah garis. Garis adalah gabungan titik-titik kecil. Menyatu dan menyimpul. DItambah kohesi dan gradasi warna. Juga ada guratan, noda, atau percikan cat yang menyimprat. Caur. Chaos. Kubis. Ekspresionis. Posmodernis. Estetis.
Dibutuhkan semangat untuk menggambar Indonesia. Semangat kerja. kerja. kerja. Indonesia hanya dapat digambar dengan kuas kerja keras, kanvas hati ikhlas, cat minyak tanpa rasa tamak. Indonesia hanya dapat digambar oleh tangan-tangan Indonesia. Bukan Amerika atau Bank Dunia. Marilah berdoa, semoga Tuhan memberikan kekuatan kepada Indonesia untuk menggambar masa depan.
Seminar itu memberiku pelajaran hari ini. Dalam hati, kuberkata: Akan kugambar Indonesia dengan caraku sendiri